Memahami Kerangka Kerja Triple Constraint

Memahami Kerangka Kerja Triple Constraint
Daftar Isi Konten

Dalam project management, tentunya sudah tidak asing dengan Triple constraint. Triple constraint atau yang biasanya disebut sebagai segitiga proyek adalah faktor yang gunakan untuk membatasi pengerjaan proyek mulai dari waktu, biaya, dan scope (ruang lingkup). Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai pengertian, aspek utama dan pengimplementasian dalam Agile Development:

Apa itu Triple Constraint: 

Triple constraint adalah salah satu kerangka kerja yang berfokus pada 3 aspek utama mulai dari waktu (time), biaya (cost), dan ruang lingkup (scope). Singkatnya aspek ini dapat menjadi pondasi yang kuat dalam pengelolaan proyek. 

Konsep triple  constraint sebenarnya sudah digunakan sejak tahun 1950-an dalam pengelolaan proyek. Sebab, pada masa itu konsep ini dapat membantu manajer proyek untuk dapat menyelesaikan proyek yang dipengaruhi dengan aspek utama tersebut.

Apa saja Aspek Utama yang Mempengaruhi Triple Constraint 

Sesuai namanya, triple constraint akan memfokuskan pengelolaan proyek berdasarkan 3 hal seperti waktu, biaya, dan ruang lingkup. Berikut adalah peran dari  ketiga aspek utama tersebut yang  spesifik: 

1. Cost (Biaya)

Salah satu aspek utama yang harus diperhatikan adalah biaya (Cost). Sebab, aspek ini dapat mempengaruhi anggaran yang dialokasikan dalam pengerjaan suatu proyek.  

Sehingga, seorang project manajer perlu memperhatikan anggaran yang telah disetujui secara bersama. Jika nantinya ada penambahan biaya, mungkin saja akan berpengaruh dari waktu pengerjaan dan ruang lingkup.

2. Waktu (Time)

Aspek selanjutnya yaitu Waktu (Time). Dengan berfokus dalam waktu maka proyek akan diselesaikan dengan  timeline yang sudah disepakati secara bersama.   

Dengan adanya pengelolaan waktu yang efektif ini, maka proyek akan terhindar dari keterlambatan yang dapat merugikan mulai biaya maupun kualitas.

3. Ruang Lingkup (Scope)

Dalam mengelola proyek sangat penting untuk menentukan lingkup (scope). Hal ini karena setiap, pengerjaan akan ada batasan sesuai dengan tujuan yang telah disepakati secara bersama. 

Dengan demikian, nantinya dapat membantu dalam menghasilkan suatu proyek yang sesuai dengan keinginan. Namun perlu dipahami, jika nantinya terdapat penambahan dari ruang lingkup (seperti fitur atau permintaan baru) maka dapat mempengaruhi aspek lainnya seperti waktu dan biaya.

Baca juga:  Kenali 4 Tahapan dari Product Life Cycle

Bagaimana Cara Mengimplementasikan Triple Constraint dalam Agile Development

Walaupun agile development dan triple constraint itu merupakan metode yang berbeda, namun dalam pengelolaan proyek ketiga aspek tersebut mulai dari biaya, waktu, dan ruang lingkup sangat berpengaruh. 

Terutama dalam proses sprint yang dilakukan dalam metode agile development. Sebab, biasanya setiap sprint akan memiliki batasan waktu, biaya atau ruang lingkup pada setiap proyek. 

Sehingga, nantinya tim yang masuk kedalam sprint tersebut dapat memilih task (tugas) yang akan diselesaikan berdasarkan prioritas tertentu. 

Baca juga:  Mengenal Kanban dalam Pengelolaan Project

Kesimpulan

Triple constraint adalah sebuah metode dalam pengelolaan  proyek yang berfokus dalam ruang lingkup, waktu, dan biaya. Konsep ini telah hadir dari tahun 1950 yang dapat membantu dalam penyelesaian proyek.

Selain itu, dalam mendukung pengelolaan proyek yang lebih baik lagi. Anda dapat memanfaatkan software management proyek seperti click up yang dapat memberikan kemudahaan.

 

Bagikan ke:

WhatsApp
Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
LinkedIn

Artikel Terkait

Masih Mau Jalan Sendirian ?

Rimba House adalah teman Anda dalam menjalankan bisnis